Nagari Balimbing
( Zul Amri, SE )
Nagari Balimbing adalah salah satu nagari tertua di Sumatera Barat dan tersebut di dalam tambo Minangkabau. Nagari Balimbing dikelilingi oleh Batang Bangkaweh yang turun dari Puncak Gunung Marapi.
Nagari Balimbing terbagi dalam 3 jorong: yaitu
Balimbing Balik,
Kinawai Padang Pulai dan
Sawah Kareh Bukik Tamasu.
Seperti juga umumnya nagari-nagari di sekitar Gunung Marapi, pemandangannya sangat indah. Tapi ada kekhususan di Nagari Balimbing yang sudah sulit ditemui di Nagari-nagari lain, yaitu adatnya yang relatif masih asli dan masih berdirinya rumah-rumah adat
yang berusia ratusan tahun.Salah satu ciri khas Nagari Balimbing adalah keberadaan rumah adat asli Minangkabau yang telah diakui oleh Pemda sebagai Obyek Wisata Rumah adat ini yaitu Rumah Adat Kampai Nan Panjang telah berusia lebih dari 300 tahun dan dibangun samasekali tanpa menggunakan paku.
Rumah gadang merupakan cirri khas rumah adat Minangkabau.dibangun dengan atap bergonjong, semakin keatas semakin runcing. Ini merupakan lambang dari kepala kerbau. Konon kabarnya pada masa lalu nenek moyang orang Minangkabau memenangkan pertarungan adu kerbau dengan musuh yang datang menyerbu.
Sejarah Ringkas Nagari Balimbing.
Pada masa dahulu asal-usul Ninik Moyang orang Balimbing berasal atau turun dari Pariangan Padang Panjang, menyusuri Batang Bengkawas, melalui Galogandang ke Balimbing. Rombongan yang pertama datang, sampai dan menetap di Galundi Gadang.
Mereka itu adalah : Dt. Maharajo Dirajo, Dt. Maharajo Kayo dan Dt. Tanaro.
Kemudian menyusul rombongan ninik-ninik yang lain dan menepat (menapakkan kaki dan menetap) di:
Dt. Kayo di Puncak Koto
Dt. Tanpalawan di Puncak Balang
Dt. Cahayo Lipati di Puncak Kampai
Dt. Pulau Marajo di Sapan Pulau
Dt. Rajo Palawan di Sapan Kasik
Dt. Rajo Mangkuto di Sapan Tarok.
Kemudian Ninik-ninik tersebut berkumpul dan menetapkan nama Nagari Balimbing, yang berasal dari suatu alat pertanian Lembing dan Kinawai dari pohon Kina yang terdapat di lembah (Kinawai).
Setelah bertemu di Koto Tuo dan diadakan Musyawarah di Bukit Pecaturan dalam rangka menyusun Nagari, belum dapat diambil keputusan karena belum lengkapnya kehadiran mereka. Kemudian diadakan musyawarah dan mufakat kembali di suatu bukit yang bernama Bukit Nyaru dimana telah lengkap kehadiran 6 suku.
Selanjutnya untuk menyusun Taratak, Dusun, Koto dan Nagari diadakan mufakat kembali. Akhirnya tersusunlah Nagari dengan syarat 4 suku, sedangkan suku yang ada hanya 3 (tiga) atau 6 (enam) yaitu 3 di Balimbing dan 3 di Kinawai. Karena belum cukup syarat untuk mendirikan Nagari, maka dijadikan Korong Tanjung 1 suku, dimana Dt. Maharajo Dirajo, Dt. Maharajo Kayo dan Dt. Tanaro didudukan sebagai Alung Bunian atau pemegang Amanat suku yang 6. Maka lengkaplah susunan Nagari dengan formasi Pemangku adat menurut Jabatan masing-masing.
Nagari Penghasil Guru.
Balimbing selain dikenal sebagai Desa Wisata Budaya dengan ikon Rumah Tuo Kampai Nan Panjang juga dikenal sebagai salah satu nagari penghasil guru karena sebagian besar penduduknya memilih guru sebagai profesi. Sehingga Balimbing dikenal sebagai Nagari Seribu Guru. Jika dilakukan survey di sekolah-sekolah di sekitar Kecamatan Rambatan ataupun Kabupaten Tanah Datar pastilah kita akan menemukan guru-guru asal nagari Balimbing, bahkan guru-guru asal Balimbing banyak juga yang mengajar di luar wilayah Sumatera Barat, terutama di daerah Provinsi Jambi dan Provinsi Riau.
Walaupun Balimbing dikenal sebagai salah satu nagari penghasil guru namun potensi ini belum termanfaatkan secara baik untuk kepentingan pembangunan pendidikan di kampung halaman. Adalah sangat ironis bahwa di nagari seribu guru tersebut, saat ini telah mulai banyak anak-anak yang putus sekolah karena orang tuanya kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan anaknya. Masalah pendidikan bukan hanya tangung-jawab pemerintah saja tapi juga merupakan tangung-jawab kita semua sebagai anak bangsa. Dengan adanya otonomi daerah banyak masalah pendidikan yang wewenangnya ada pada pemerintah dialihkan pada dana masyarakat di daerah.
Wisata Sejarah Yang Memikat.
Di desa yang terletak di kecamatan Rambatan ini, banyak bangunan terutama rumah gadang berusia ratusan tahun. Karena itulah desa balimbiang dijuluki desa tertua.
Bangunan paling terkenal unik di desa Balimbiang adalah Rumah Tua. Dari namanya jelas menginformasikan bahwa usia bangunan ini sudah 350 tahun. Bagunan berukuran 22 kali 7 meter ini memilkiki 7 buah kamar tidak sesuai menurut kebiasaan Rumah Gadang Minangkabau yang mempunyai 9 ruang.
Kamar- kamar di rumah ini mempunyai pintu dengan model unik. Dasar bangunan yang terbuat dari pelupuh (bamboo) menambah kesan keunikannya. Menurut Dt. Panghulu Basa, salah satu keluarga dari garis keturunan ke lima di rumah gadang ini, sejak awal dibangun sudah ada 9 keturunan berasal dari Rumah gadang ini.
“Tapi tidak banyak yang menetap di sini. Mereka banyak merantau. Rumah ini akan ramai bila ada upacara adapt dan peresmian pernikahan salah satu keturunannya. Saat diselenggarakan perhelatan, pelaminan akan dipasang di tengah-tengah deretan tujuh ruang itu, “ jelas Penghulu Basa beberapa waktu lalu.
Di rumah ini sejumlah perkakasa tyetap dijaga kelestariannya seperti tungku pemasak dapur dengan panic (periuk) terbuat dari tanah liat yang dipajang di tengah rumah. Sebetulnya, tungku ini masih bisa dimanfaatkan, tetapi pihak keluarga turunan rumah gadang ini sepakat hanya memajang saja demi menjaga keasliannya. Hal ini juga mengantisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran dan lainnya.
Benda-benda lain yang tampak masih utuh di rumah tua ini adalah Aluang bunyian (peti dari kayu jati). Peti ini dulunynya dipakai untuk menyimpan benda berharga seperti kalung, gelang dari emas, pakaian adapt dan perhiasan lainnya. Karena berasal dari ratusan tahun silam, peti ini dibuka dengan cara klasik yaitu menggeser penutup peti dari ujung kiri ke kanan atau sebaliknya hingga sebagian penutup itu membuka.
Peti yang disebuat aluang bunyian itu ada dua buah yang dipajang pada bagian kiri dan kanan di depan pintu masuk. Jadi setiap ada pengunjung yang datang, maka matanya akan tertuju langsung kepada kedua peti yang berjejer di kiri kanan.
Keunikan Rumah Tua ini didukung pula oleh pemandangan yang indah dengan sawah-sawah menghampar hijau di sepanjang jalan. Kesan unik kian terasa dengan keberadaan rumah-rumah lain didesa Balimbing dengan arsitektur gonjong khas Minangkabau. Bila sempat menyelusup lebih jauh, juga akan tampak sisi kehidupan masyarakat yang masih tradisional. Agaknya, kekhasan inilah yang menjadikan wisatawan manca negara dan wisatawan domestic terpikat, Rumah Tua ini adalah salah satu kekayaan sejarah alam Minangkabau dari ratusan tahun silam yang pantas dilestarikan.
Selasa, 02 Juni 2009
Wisata Sejarah yang Memikat
Posted by donaamelia on 02.29
0 komentar:
Posting Komentar